Bunyi Lonceng menaraArman Yuli PrasetyaDua burung greja hinggap ditanahMelompat-lompat bersama jatuhnya gerimisHablur angin menggoda nalurinyaBulu-bulunya membisikkan kata-kataParuhnya yang kecil meninggalkan jejak pada anginDahan-dahan pohon merangkum bulu-bulunya yang berjatuhanDisana pada lubang kecil didekat lonceng menaraAnaknya masih lelap dalam tidurDua burung greja hinggap ditanahMelompat-lompat bersama gerimis yang telah menjadi derai hujanAngin menjadi sangat dingin menyentuh parunyaAngkasa telah terasa menjadi bekuTak pernah dikepakkan sayapnyaTanah terasa kenyal pada kakinyaMengais yang kecil kecilKarena mulut dan paruhnya kecilBersama letusan melesatlah peluru sang pemburuMenembus derai-derai hujanLangit yang kelabuSeakan tetap membisuDua burung greja terkulai ditanahTak lagi melompat-lompat karena hujan menjadi redaTerdengar bunyi dentang lonceng menara berkali-kaliAnak-anaknya yang keci tetap dilubang dekat lonceng menaraWaktu terasa tak berdayaDahan dan daun-daun mulai memanjatkan doaSambil terus melihat anak-anak burung greja yang kecilMulai bangun karena bunyi lonceng menaraBojonegoro, 04-05-2013
Sunday, May 5, 2013
Puisi Bunyi Lonceng menara | Arman Yuli Prasetya
Sunday, May 05, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment