Jerit Tangis Anak JalananRizal Shidiq MuttaqinKetika fajar menyingsingku awali hari-hariku dengan senyuman,kumulai pekerjaanku,dengan ditemani gitar kecilku,lantunan lagu yang kunyanyikanhanya untuk mengumpulkan uang kertas lucahdan uang logam recehanuntuk membeli sebungkus nasitak peduli panas terik mataharitak kupikirkan hujan membasahikutak peduli perut ikut bernyanyijuga tak peduli orang-orang mencemoohikuyang ada dipikirankuhanyalah uang kertas lucah dan uang recehanApakah ini yang dinamakan Hidup?betapa pahit hidupkuyang tak memiliki tempat berteduhuntuk mencurahkan isi kalbukarena aku jauh dari kasih sayang ayah dan ibuDitengah keramaian kota Metropolitanselalu kesepian dalam keramaianaku tak pernah menyangkahidupku hanayalah sebatang karahidup dibawah kolong jembataninikah yang dinamakan hidup?EGOIS !dunia ini memaksaku untuk bekerjapadahal,dunia seusiaku adalah bermaintetapi,AKU!aku hanya seorang anak jalananyang hanya mengamen dengan ditemani gitar kecilkudipersimpangan lampu merahaku ingin seperti anak lainnyahidup serba ada,hidup serba mewahyang bisa bermain bersama teman disekolah,mendapat kasih sayang orang tua,mendapat pelukan hangat dari seorang ayah,dan belaian lembut seorang ibutetapi,aku tak kan pernah kesepiankarena aku mempunyai guru yang hebatdia adalah teman teman anak jalanyang selalu mengisi hari-hariku dengan keceriaan,canda dan tawa selalu menyertaikuselalu mengajarkankuuntuk selalu mensyukuri hidup ini,danmengajarkanku MAKNA HIDUPGarut,19 Januari 2013
Monday, February 25, 2013
Puisi Jerit Tangis Anak Jalanan | Rizal Shidiq Muttaqin
Monday, February 25, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment