Brang BulaengBagi PT. Newmont Nusa TenggaraDinullah RayesDari hulu pedalaman SumbawaMengalir, menghilir Brang BulaengHarapan anak negeri segera mereguk air jernih beningMenyirna dahaga deraan kemarau panjangTapi orang asing itu merampas cawan dari tangan kerdil keringLalu anak negeri memandang kening langit muatan mendung hitamBatu-batu bisu di lubuk kalbunya yang buramAneh!Tiba-tiba Brang Bulaeng jelma telaga es mengemasTapi kita dihalau bagai kucing kurap kurusDilarang menyauk apalagi mandi di tepinyaDi sini kita merasa asing dan sepiDi kampung halaman sendiriAneh!Air Brang Bulaeng membeku warna kuning gadingJelma pilar-pilar bangunan negeri surgaAnak negeri merekah senyum bersama rembulanTiba-tiba dirampok tangan-tangan putih benua jauhDirebut tangan-tangan sawo matang seberang lautanAnak negeri pun jelma daun-daun dikerumus ulatSemakin ganas begitu nekatAneh tak aneh saudarakuSumbawa bersukma lebahJati diri, harga diri kitaHaram tergadai jemari guritaYang mengukir bunga kata-kataDari lidah hati sarat arogansi(1999, Kilas, No. 32 tahun I, 2-8 Desember 1999)Nb. Brang Bulaeng = sungai emas
Wednesday, May 21, 2014
Puisi Brang Bulaeng | Dinullah Rayes
Wednesday, May 21, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment