Kau, Laut, dan KataMoh. Wan Anwardi geladak sudah tercium kata-kataanyir seperti bangkai, di antara bayang-bayangkausebut hidup adalah perjudian dan entah siapaentah di mana seseorang menganggukuntuk yang tak terbacakau mengarungi lautan, dengan riangmenjemput yang akan datang. Kaukutuk masa silamsambil merapikan rambut dan kenangankapal melaju, sunyi merambat jauhke palung-palung di batinmudi dasar laut takdir bisa saja semacam guritake mana kau berlayar, ia akan mengantarsetia bersama waktu yang tak letih berkibardi angkasa burung-burung terbakardibidik terik dan gerimis. Di lengkung langitcakrawala menuju waktu, mengepungmusampai senja berakhir, sampai luka tak lagi ngalirtetapi apakah artinya senja? Tak lain adalah waktuberkesiur di tengah bakau dan buih ombakhingga memutih sayapnya, hingga mengeras dagunyamenantimu ketika telah lenyap segala katadan aku -- tahukah kamu? -- akulah gurita itusenja dan waktu yang kausebut sebagai kepulanganMerak, 2001
Wednesday, April 23, 2014
Puisi Kau, Laut, dan Kata | Moh. Wan Anwar
Wednesday, April 23, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment