GerimisCecep Syamsul HariDi sudut sebuah perpustakaanyang mengandung angin basah pada bingkai-bingkai jendelanya,aku menemukan kembali wajahmu yang gaib itu.Mencair dari kebekuan kenangandan malam-malam penuh siraman cahaya bulanpurnama.Aku ketuk pintu terkunci itu,hujan hari terakhir bulan Desember menyisakan butir-butir embunberpendaran pada ujung rambutmu yang jauh.Begitu sukar memahami dirimusebagai pertemuan biasa atau kebetulan saja.Aku kesepian dan tak mengerti.Wajahmu memandangku di mana-mana,menangis tanpa airmata.Aku susuri jalan darahku sendiri.Takjub menemukan kepingan-kepingan lukamembangun dunianya sendiri.Di sudut sebuah pura desayang disapu gerimis sepanjang hari,kukecup kedua kelopak matamu dengan seluruh hatiku.Dosa begitu manis dalam lidahku,barangkali seperti khuldi.Dari pagi berkabut ituaku memulai pengembaraanku yang abadi.Mencari sepucuk pesandari kata-kata yang tak sempat kau ucapkan.1994-2006
Tuesday, March 25, 2014
Puisi Gerimis | Cecep Syamsul Hari
Tuesday, March 25, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment