Thursday, February 13, 2014

Puisi Telah Aku Saksikan | Slamet Sukirnanto


Telah Aku Saksikan
Slamet Sukirnanto

menyerahkan ombak
pada dada dan pundak
ketika panas siang
nafas arus menderas
menggetarkan jalan darah ini
Tuhan, di pantai ini juga
tapak kaki telah hilang
ketika angin rendah
mendorong gelombang
Telah aku saksikan
laut pasang naik
laut pasang surut
(tangis bayi)
asin garam membasahi kaki
(tangis anak-anak)
gemuruh air meninggikan ratap
(tangis pengungsi)
membasahi karang ini
pulang balik perahu cemas
tak mampu menyentuh daratan
bagai dirimu yang mabuk lautan!
Sungguh aku tak mengerti
betapa awan gelap
gelap apa; gelap siapa
kawasan memajang sepi
dihalau gemuruh zaman ini!

Tanjungkarang, Juni 1980

Anda sedang membaca kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul Puisi Telah Aku Saksikan | Slamet Sukirnanto dan anda bisa menemukan kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul Puisi Telah Aku Saksikan | Slamet Sukirnanto ini dengan url http://kumpulankaryapuisi.blogspot.com/2014/02/puisi-telah-aku-saksikan-slamet.html,anda juga bisa meng-click kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul Puisi Telah Aku Saksikan | Slamet Sukirnanto Tetapi dilarang merubah isi maupun mengganti nama penyair/pengarang nya karena bertentangan dengan HAKI, semoga anda ter-inspirasi dengan karya Puisi Telah Aku Saksikan | Slamet Sukirnanto salam Karya Puisi

0 komentar:

Post a Comment

 

kumpulan karya Puisi | Copyright 2010 - 2016 Kumpulan Karya Puisi |