ilustrasi tribunnews.com
Kelud MabukLipul El PupakaAsap itu sendiri berdiri, seperti tugumandangi batang-batang, lahar menyibakmagma mabuk dan tangis mengandung angintungkuku belum usai menanak air mata bencanasaat murka kelud datang tiba-tibaorang-orang berlarian menjauh bukitmenimang duka,menjerit,pekik,___awasssss.. Kelud bererupsi,___laharnya bermuntahan___berterbaran bagai topan___lariiiiiiiiii.. lariii..Dan anak-anak itutak tahu mengapatak harus menunggu Emak Bapak kembalitubuh kecilnya berlari sendirimenghardik lahar pulang ke rumahnyaKelud mabuk, terbatukdalam pesta muntahan larvamelempar orang-orang ke berbagai arahSemburan api Kelud hadirkan ribuan duka di pojokanLahar itu meluluhlantakan pintu surga hidup merekaladang sawah menangishewan-hewan meninggal saranganak-anak lupa menyusuorang tua sibuk menyelamatkan diri keluarga__”Oh… kelud kenapa kau balut rumah kami dengan percikan laharmu“mengubur rindu rumah petakdan pertengkaran yang belum selesaiserombongan burung gagakmenggenggam batang-batangluka menyepuh pagitangis menyorak siangpilu menusuk hati__”Hai, kelud berhentilah kau bererupsi, tak kuasa hati ini kau cabik cabik”Oh… Tuhanjadikan erupsi ini berkah di nanti hariAtas kuasa-Mu semuanya pastiDan kami hanya berdoa disiniEsok dan nantiTak ada lagi erupsi.***“Teruntuk suadara-saudari di sekitar Gunung Kelud, semoga erupsinya cepat berlalu”__ aamiin__Bengkulu, 13 Februari 2014sumber :www.kompasiana.com/lipul-kidak
Friday, February 14, 2014
Puisi Gunung Meletus "Kelud Mabuk" | Lipul El Pupaka
Friday, February 14, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
Wis kren bos puisinya hehehehehehe
Post a Comment