MenjumpaimuAcep Zamzam NoorMenjumpaimu di sebuah kotaSeperti menemui kenyataan dunia iniKota itu tak bernama, gedung-gedungnya sangat tuaDan musik menggenang sepanjang jalan-jalannya yang sunyiAku tersentak dan menemukan isyarat-isyarat:Wajahmu memenuhi setiap celah dan sudut kelamTapi daun-daun rontok dan senja menguning seketikaSebuah lagu yang kukenal mengalun dan ingatanku terpotongDi tengah-tengahnya. Kulihat anak-anak muda itu masih berciumanOrang-orang tua menuntun anjing keliling tamanMusim gugur telah membukakan seluruh ruang dalam dirimuKembali aku menemukan isyarat-isyarat:Lukisan-lukisan pudar sepanjang dinding kotaTiang-tiang besar yang menyimpan ceruk dan gaungAdalah pergulatan waktu dengan kesunyiannyaLalu kita sama-sama terpejam dan menunggu datangnya ledakanBibirmu asin seperti darah sedang kuku-kuku tanganmu menancapDi pundakku. Musik terus mengalir dari sejumlah bar di kota ituDan kulihat cahaya menggeliatkan ular-ularnya di sanaSeorang wanita berambut merah meronta-rontaDi trotoar botol-botol pecah seperti kata-kataAku meraba-raba detik dan jam yang lambatPada tanganmu kurasakan denyut nadi ribuan pengungsiKeringat para buruh kasar sekaligus semerbak parfumBintang-bintang film. Dari ketiak serta mulutmu yang mekarKembali aku mencium kenyataan dunia ini:Alkohol keemasan memenuhi mata dan kepalamuPikiranmu tersangkut pada bentangan kawat listrikDengan rambut yang terus memanjang ke lautSeperti hantu. Di kejauhan seorang pemimpin berpidatoMonumen-monumen ratusan tahun terbakarSebuah ledakan menjadikan kita serdadu liar lagiKita menyusuri puing-puing dan kuburan baruPada malam penuh salak anjing dan ringkik kuda ituIsyarat-isyarat lain tak dapat kutolakNanah busuk meleleh dari pelipismu yang retakLalu kedua lenganmu berjatuhan ke tanahSeperti pelepah. Bunyi-bunyian aneh tak lagi terdengarHanya gemeretak mulut kita yang saling mengunyahAku terus mengikutimu dan berpegangan pada birahi rambutmuSebuah keindahan sejati yang kupahami kemudian:Awal dari kemelut dunia kita yang tak berkesudahan1992-1993
Friday, December 27, 2013
Puisi Menjumpaimu | Acep Zamzam Noor
Friday, December 27, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment