Di Atas UmbriaAcep Zamzam NoorRambut-rambut cahayaYang dikibarkan angin musim panasSeperti melukisi wajah langitDengan garis-garis keperakan siang hariDi udara sebuah lonceng berayun-ayunBunyinya mendekati sunyi. Seekor kuda melompatRumput-rumput tegak pada maut yang tak nampakLalu cahaya tiarap sepanjang perbukitanMetahari meletakkan sumbunya di atas batuSayur-mayur mekar dalam cahaya. Kusentuh kibaranrambutmuDan kulihat jurang di kedalaman matamu:Seorang wanita telanjang di bawah matahariDengan kaki yang menjulur ke tengah danauKukenang pantai-pantai tropika yang jauhJuga wanita-wanitanya yang hijau kekuninganSeperti mangga. Kubayangkan air segar kelapa mudaLalu aku pun telentang di bawah matahariTelanjang dalam tatapanmu yang berduri:Di sini setiap pohon membuahkan kata-kataSetiap buah adalah kebajikan sekaligus dosa besarAku tak tahu bagaimana kautanam kata-katamu di tanahDan menjelma petuah. Sementara tubuhmu yang pualamBersahutan dengan tiang-tiang beton, bentangan kawat listrikSerta jalan aspal yang hitam dan berkilat di kejauhanKulihat kereta api merayapi waktu pada jalurnya yang pastiTerowongan-terowongan muncul dari setiap penjuruSeekor kuda putihSuara gaib yang berayun-ayun di udara ituAdalah patung dewa yang pecah. Aku menanam tangankuLeherku memanjang serta pikiranku bertaburan di ladingKuperas darahku dan kusuling racunnya yang murniKemabukan adalah jalan yang menanjak di bumi:Sambil merangkak di antara botol-botol yang menjulangKudendangkan mantra-mantra suciku pada alam rayaSayur-mayur menyala dalam sentuhankuTanah keras menjadi gembur serta penuh birahiLalu sebagaimana mahluk-mahluk kiasan lainnyaKau membakarku dengan kebenaran sesaatBunga api dipancarkan payudaramu yang meledak1993
Friday, December 27, 2013
Puisi Di Atas Umbria | Acep Zamzam Noor
Friday, December 27, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment