Kursi dan Lubang kehangatanArman Yuli PrasetyaAliran pacuan yang mengantarkanBeriringan dengan berbagai laju kecepatanMerambat, berhenti, berbelok lalu berjalanDi antara, rambu, lubang dan persimpanganBerjumpa pohon-pohon ditepianSejajar dengan sungai lalu menghilangSemburat keramian berduyung-duyungAtau saat sepi yang sendiriMasa panas yang menghanguskanMatahari jelas tanpa pernah jelasDengan sedikit taburan hujan dan hembusan anginMelukis menguraikan warna-warninyaItu menjadi soal tak penting bagi semua kegaduhanTentang kursi yang di pentaskanAtau lubang kehangatan yang penuh keramianPengetahuan mementaskan akal manusiaDi perah untuk berartinya kehidupanLalu semua yang terlupakan berceceran ditepian jalanMemuja hasrat dan keangkuhanMengartikan kebebasan tanpa keseimbanganMemang benar sekarang itu nafasmuWarnailah hembuskanlah sesukamuGunung-gunung seperti pertapa yang diamTapi arakan awan tau dia berjalanBojonegoro, Januari 2013
Wednesday, May 29, 2013
Puisi Kursi dan Lubang kehangatan | Arman Yuli Prasetya
Wednesday, May 29, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment