Ari Saptaji
foto-foto candid
aku capek membayarmu: rahang-rahang jalan tol, bougenville
di bawah flyover, billboard-billboard masif, dan selokan kental.
kapankah sabat di lipatan atmosfirmu? dari kaum berdasi sampai
gelandangan, langit abu-abu dan seiris dangdut cinta. "di manakah
kasih setiamu, sayang?"
engkau mabuk darah. namamu di kening.
siapakah yang menyadari ketuaanmu? wajahmu malih dalam setiap
labirin peradaban, dan kini - apakah yang terjadi dengan
jalananmu? - menjebak dalam kemacetan lalu lintas. pintu
ditutup. lift melaju naik. bagaimana kita tahu akan dibawa
ke rembulan atau matahari? tarifmu betul-betul berantakan.
destination unknown.
kucari taman-taman dengan tepi kolam tempat bercengkerama sambil
memandang sepasang angsa. apakah engkau masih percaya akan
kekuatan doa? dan bertanya: mengapa hidup juga dan bernafas
di hiruk-pikuk ini? bawa, bawalah dalam mimpi....
Yogya, 1994
Tuesday, May 18, 2010
TIBA DI PERSIMPANGAN YANG BERNAMA KOTA: JAKARTA
Tuesday, May 18, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment