LUMPUREko RoesbiantonoSawah-sawah itu, ladang-ladang itu, rumah-rumah itu, kampung halaman itu,terhampar lagi dalam ingatan, tempat kami dilahirkan, hidup dan kembaliseperti nenek moyang kami yang gugur menghalau para penjajah.Namun sekarang tanah itu tak ada lagi.Asal mula adalah lumpur menyembur, lalu menggenangi sawah,ladang, jalanan, kampung dan kuburan. Lumpur yang menggusur dengkur tidur.O dari manakah lumpur itu menyembur? Apakah dari deru panas dada atau dubur?Apa dari busuk keserakahan perut yang menyembur?Kuburan yang tenggelam, bangkit dalam kenangan. Moyang kami dulu berjuangmelawan penjajah berhati lumpur. Kelak mungkin seseorang akan berceritasebuah legenda tentang terbentuknya sebuah telaga. Di dasarnya ada sawah,rumah-rumah, sekolah, dan kuburan tempat nenek moyang mereka bermukim.Sawah-sawah itu, ladang-ladang itu, rumah-rumah itu terhampar lagidalam ingatanhanya dalam ingatanSurabaya, 2008
Sunday, March 3, 2013
Puisi Lumpur "Lumpur Yang Menggusur Dengkur Tidur" | Eko Roesbiantono
Sunday, March 03, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment