SAJAK MERAH PUTIHRudi SetiawanWahai merah putihApakah merahmu masih benar-benar merahSemerah darah para pejuang yang membanjiri bumi pertiwimuWahai merah putihApakah putihmu masih benar-benar putihPutih yang suci, sesuci jiwa para leluhur bangsa yang dengan tulus menegakkanmuWahai merah putihMerahmu adalah lambang keberanian, kejantanan dan keperkasaanPutihmu adalah simbol keluhuran budi pekerti, ketulusan hati dan kejernihan jiwaWahai merah putihSelama kau masih berkibar diujung-ujung tiang yang tinggi menjulangDari kota Merauke sampai ke kota SabangMaka negeri ini masih bernama IndonesiaWahai merah putihTanahmu kini tak lagi dihuni oleh para pemberani dan pejantan sejatiMelainkan sekumpulan pengecut yang kecil hati dan selalu menetek pada majikan-majikan dari BaratWahai merah putihBumimu kini tak lagi dipimpin oleh orang-orang yang tulus dan jernih hatiMelainkan segerombolan serigala yang rakus dan tega memakan mayat saudaranya sendiriWahai merah putihKini kau mulai koyak dimana-mana dan kibaranmu pun tak lagi bermaknaWarnamu mulai kusam dan memudar dipenuhi oleh kotoran dan nodaTiang penyanggamu mulai lapuk digerogoti rayap-rayap bermulut busukWahai merah putihAkan kubakar kau, agar merahmu semakin membaraMenyala benderang membakar keberanianku dan membangkitkan kejantanankuLalu aku akan berteriak: “AKU BANGGA MENJADI ORANG INDONESIA”Doha, 2 February 2010http://oase.kompas.com/read/2010/02/16/21371676/Puisi-puisi.Rudi.Setiawan
Tuesday, November 13, 2012
Sajak Merah Putih | Rudi Setiawan
Tuesday, November 13, 2012 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment