ilustrasi
Matinya Bunga CempakaSumasno Hadicempaka muda menyembur kedukaanbukan lagi kenanga dan kambojacempaka tumbuh dari keluarga tertinggibunga-bunga surga zaman inibunga-bunga segar lalu layuujungnya mati mengeringcerita bungaan mengendapdi sanubari luassebelum pergantian wajah skeptis ini, zaman mandek inisuatu perjalanan sangat panjang menceritakan likunyapada aroma-aroma putik cempakakenanga dan kamboja menyerahkan titipankehormatan perasaan sebangsa, setamanada aroma lembutmeluncur cepat di antara canda dan tawa kepolosansiapapun mengikuti aroma-aroma bungamenjadi waktumekaraku adalah waktu yang menerjangmenjadi hidup dan melahirkanbunga ranum wangi berparas dewioh, ini masih sekitaran pengabdiantugas dalam kemuliaantaman sari kehidupanada keheningan dan hampa sepihewan-hewan kecil di malam menghibur tamankehampaan alur pikiran sudah datangentah, kau pergi memperlihatkan tikungan tajammenuju kebersamaan keadaan perasaanperasaan rerumputan sekitar tamanbukan gunung-gunung keras angkuhhanya beberapa di seberang tamanmengangkang dengan letusantiada mengganggudi dalam rumah penghuni keghaibanmenyendiri keindahan tamancempaka berguguranmenyampaikan kemuliaanpada kenanga dan kambojacempaka mati di taman(Yogya, 22 Desember 2010)
Sunday, November 9, 2014
Puisi Matinya Bunga Cempaka | Sumasno Hadi
Sunday, November 09, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment