MalioboroCatatan sepintas buat Emha dan LinusDinullah RayesLorong-lorong jalan kotamu gemerlapMalam-malam gagal menitip gelap senyapdi trotowar, emperan tokoAku bersama Bambang Widiatmokomelepas kangen di lahan lesehanselama ini tergadai sang waktuSejak senja kita memecah tabung sunyiSenda gurau, tawa bahak kitaterkadang terhenti getaran tali guitar pengamenyang membalut nasib terlukadalam dandanan jaman berlariDi samping kiri kita ada perempuan mata seribumenawarkan betinanya yang terkoyakpada siapa haus birahi malam gerahDi sebelah kanan kita ada pemuda-pemudamenggelar diskusi seputar radius persMencakar-cakar pengendali negeri berlidah gandaMemaki-maki demonstran asing merobek panji jati diriAh, belakang depan kita gedung-gedung menghadangKita takut melangkah diterkam rahang guritaMalam ini batuk dan kantuk sirnaBulan sepotong itubetapa arif bijaksanamembagi rata cahaya emasbagi pepohonan rindang perkasabuat jemari rerumputan yang kerdil kakuKita bergegas menatap langit hitam pekattiba-tiba dingin mengigitKita pun gemetarmerebut mimpi yang buyar(Yogyakarta, Agustus 1995 / Dari Negeri Poci 3, 1996)
Wednesday, May 21, 2014
Puisi Tentang Malioboro | Dinullah Rayes
Wednesday, May 21, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment