Tak Jadi Hujan di SingarajaRiki Dhamparan PutraAku tau kau tak ingin pulangtanpa hujanBurung-burung sudah jauh. Peluit kapalterdengar senja di daratanOktober penuh teka teki. Bunga bunga mekartak ingin membagi wangiAku terluka. Tanah hitam purbanimu mengerjarkubagai akar akar anggur penuh doa; mungkin sebentang layar. layar? bukan!hanya angin puyuhseribu tangan batu yang sunyi tiba-tiba merontaingin tumbuh!tiang tiang patahkendi kendi penuh dongeng berjatuhandi pucuk pucuk tanahbagai serpihan kaca benggalalapar dagingku tak puas mengunyahnyaSaat itulah aku ingin melupakansegala yang pernah kuketuk di tubuhmu; desa desa menuju malam. menuju lampu!kutu kutu tanpa pohonmengendap di dasar senyap impianku;buah-buahan yang tak pernah matanggugusan arca dan aroma cengkeh di bukitadalah ombak yang ingin tidurdi hamparan pasir penuh bulanEngkau ingin menyepuhnya untukku. Untukku?Jangan, Kekasih! Biarkan saja begitu.Bukankah engkau ingin menjadi hujanyang tak pernah turundi altar cemas musim tanamku?Cuaca begitu liarDan di bawah bintang jatuhdoa doa hanyalah gumpalan angin garamyang gampang terbakarPadam bersama waktuKembang kembang api di lautadalah tangan lembut bidadari yang ingin kau sentuhdengan hati kanak-kanakmu2003
Saturday, May 17, 2014
Puisi Tak Jadi Hujan di Singaraja | Riki Dhamparan Putra
Saturday, May 17, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment