Lautan Berombak, Lautan AirmataTajuddin BaccoTerbangun. Dibasuh wajah dengan airmata. Terbujurkaku dikauKecintaan pupus dalam lautan lumpurIsak yang tertahan di dada. Meluncurkan hujan derasdi bola mata.Harapan yang terkubur jauh di dasar bumi. Taksempat kudengar lagi lagu tajwid dan ayat suci yangdibaca. Semua mengapung dan basah oleh lautanberombakSunyi dataran itu. Lelaki kecil aku kini. Menatapke depan sendirian. Jalan yang lengang dan nanarkutatap. Cahaya mata telah menjadi bumiMUEngkau renggut, wahai buanaSerpihan hati menebarTerasa sangat mengiris bagai sembiluPerih menganga dan pedihSanggupkah kutahan beban yang sarat iniKetika ombak dan badai menepikan sendirianbidukkuSementara pengayuh tak satupun kumilikiBersandar pada alam yang semakin kecil terlihatBegitu sangat buramBegitu sangat kalutAh, segera kularikan diriku kencang-kencangDan berteriak sekuatnyaDan menangis sejadinyaMeskipun suaraku hanya anginTersekat dan lemahTak dapat menerpa gedung-gedung dan kemegahanDan tak dapat melumat segalanya:Kegetiran yang kumilikiTak pernah kupikir akan berakhir seperti iniLangkahku bagai layang yang putus talinyaEntah jatuh ke mana?!Yogyakarta, 2000* buat korban bencana longsor Kulonprogo, 12 Desember 2000
Tuesday, May 20, 2014
Puisi Lautan Berombak, Lautan Airmata | Tajuddin Bacco
Tuesday, May 20, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment