Sebuah Tarian PagiJuniarso Ridwanseperti pusaran buih dalam lubuk, tubuhmu berputarmengikuti irama musim. Kemudian terbenam dalamgulungan gelombang angan-angan kosong. Panentelah gagal, hanya sampah menyengat dan eksimyang membalut hari-harimu.pada ujung pematang, bukit-bukit memamerkan dadamengembang. Sejenak, tirai kabut dan selimut hutan jatitelah tersingkap kemarau. Lelehan sunyi telah mengantarkanharum oli pada jendela-jendela rumah. Pada saat itulahbutir-butir gabah telah menjadi konsumen jam, sedangkandirimu tak berdaya, di kepalamu dunia mengeras, daun-daunmeranggas dari gigir alismu.burung pipit kembali merindukan kabel listrik, melintasisuara-suara parau, menghitung sungai-sungai membara,mencari bayangan nafas di balik daun-daun kering.mengikuti gerak tarianmu, pagi telah membentuk keluhanpanjang,pada atap rumbia, matahari telah meletakkan pesan rahasia,hari itukesengsaraan telah menjadi matang dan sempurna.1998
Friday, April 18, 2014
Puisi Sebuah Tarian Pagi | Juniarso Ridwan
Friday, April 18, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment