Di Ruang TungguMoh. Wan Anwarkita duduk berdua sajakau tamu, aku tamu juga di sinike mana tuan rumah, tanyamulantas kita pun berkenalanlewat bahasa yang tak kumengertimeski aku paham isyarat sorot matadan kulit muka yang kelabukita sama-sama menatap ke luar jendeladi sana kemiskinan gemetar membuka taring-taringnyakabut mencium kota. Kaca tiba-tiba basahtapi tak ada Marx dan Engels di sini, katamuya, tak ada para buruh yang diramalkan ituBandung, 1993
Sunday, April 20, 2014
Puisi Di Ruang Tunggu | Moh. Wan Anwar
Sunday, April 20, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment