Sebelum Makan MalamCecep Syamsul HariKita cuma bisa bersandar pada waktu, Afuz.Tertegun-tegun menunggu kekuasaan tumbuh dewasa:Tanpa peluru, sepatu berlumpur darah itu,dan belajar membaca manusia sebagai kumpulankeinginan dan kesedihan.Bukan fosil atau gambar separuh badansebagai sasaran tembakan.Seperti engkau,aku lahir dari sebuah sejarahyang lecak dan selingkuh.Tetapi kita mencintai negeri yang sama,yang senyumnya bagai impian,seperti pada masa remaja kita mencintai wanita yang sama,yang senyumnya bagai buaian.Cinta dan kekuasaan bersandar pada waktu, Afuz,seperti babad rambutmu yang menipisdan hikayat luka dalam aliran darahku.Segalanya menjadi selalu mungkin:Barangkali karena ada rumah kanak-kanak dalam batin kitayang penuh senyum dan gelak tawa.Bahkan ketika pecahan mortir dan kenanganmenderas dari jauh dan jatuh dua kaki dari lubangpersembunyian, juga impian, kita yang rapuh.Seperti Peter Pan, Tom Sawyer atau Bimbilimbica,kita menunggu hadiah ulang tahun bukan saja dari pasanganpaman dan bibi yang tambun dan riang.Tetapi juga dari sahabat khayalan,Tuhan, serdadu yang mulutnya penuh roti,sepasang granium, tiga grasia,dan peri-peri riuh di hutan-hutan jauh.1994-2006
Monday, March 17, 2014
Puisi Sebelum Makan Malam | Cecep Syamsul Hari
Monday, March 17, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment