Monday, March 31, 2014

Puisi Laporan Seorang Jelata | Samsir Mohamad


Laporan Seorang Jelata
Samsir Mohamad

ibuku cuma bisa baca “arab gundul”
sejak umurku lima tahun pisah dari ayahku

ibu dan aku dibawa bapak baruku
merantau ke tanah jawa

di sana aku dibesarkan dan disekolahkan
bapakku ahli dan pedagang barang antik

ibuku perempuan rumah tangga
yang rajin mengaji, sembahyang, dan puasa

dari perigi pepatah aku kenali
“raja adil raja disembah,
raja lalim raja disanggah”

guru agamaku mengabarkan bahwa
memihak duafa dan sabar serta
suka belajar, disayangi sang pencipta

badai perang dunia yang kedua
mengubah jalan hidupku
dari mimpi jadi pegawai kantoran
menjadi “anak bawang” dalam perjuangan

ketika fasis jepang dikalahkan
dan indonesia merdeka diproklamirkan
aku terjun ke dalam kancah pergolakan

bertahun-tahun menyandang senapan
melawan tentara kerajaan belanda
yang hendak kembali berkuasa

ketika itulah kukenali semangat
dan kehendak merdeka
penduduk desa, yang mengiringi doa
dengan perbuatan nyata.

saat-saat itulah kukenali
cantik-cantiknya pohon randu
teduh-rimbunnya rumpun bambu,
landai-landainya kaki bebukitan
serta curam terjalnya
punggung pegunungan
beningnya air di ketinggian
mengalir deras menyentuh
riang bebatuan, gemersik
membisikkan kehidupan.

sejak awal aku bergabung dengan sesama
para muda, ada pelajar
ada mahasiswa dan sejumlah
sarjana yang baru.

mereka yang berperan dan berbuat
untuk mendesakkan proklamasi kemerdekaan
kepada para senior yang
menempati posisi “pemimpin”

sekitar setahun kemudian terjadilah
selisih pendapat dan sikap
dengan para senior
yang menduduki jajaran pemerintahan

mereka melakukan kompromi
yang dikemas dengan
apa yang disebutnya “diplomasi”
yang melahirkan perjanjian Linggarjati

menyusul kampanye dan propaganda
yang mempromosikan perjanjian itu
sebagai keberhasilan yang gemilang
dan puji-pujian terhadap orang
yang menandatangani perjanjian itu
“si kancil yang cerdik”
walau isinya
menciutkan republik proklamasi

tahun berikutnya
belanda ingkar janji
lakukan agresi di bulan juli

masih dilanjutkan tahun berikutnya
dengan berunding lagi
yang membuahkan pengosongan
kantung-kantung gerilya
dan hijrah ke jogja.

itulah buah diplomasi
yang dihasilkan
otak-otak dalam kepala
tukang kompromi
yang sejak semula ragu
pada kemampuan
dan tenaga
serta kekuatan rakyat jelata
yang bersatu
dan haus merdeka

puncaknya di tahun berikutnya
kawanan diplomasi
jatuh ke tangan belanda
yang melenggang
duduki jogja

lalu, lewat apa yang dinamakan
penyerahan kedaulatan
dari kerajaan belanda
kepada yang menandatangani
proklamasi kemerdekaan indonesia
diterimalah RIS yang mengandangi
“negara-negara” buatan belanda
termasuk RI di dalamnya

si anak jelata cerai-berai
tersingkir dan disingkirkan
oleh kaum diplomasi
yang walaupun
tandatangani proklamasi 1945
bersetuju dengan belanda
masuk kandang RIS yang
menanggalkan UUD 1945

itulah lakon proklamasi 1945
sampai 1950 dan sirnalah
tekad dan semboyan
“merdeka atau mati”

Anda sedang membaca kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul Puisi Laporan Seorang Jelata | Samsir Mohamad dan anda bisa menemukan kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul Puisi Laporan Seorang Jelata | Samsir Mohamad ini dengan url http://kumpulankaryapuisi.blogspot.com/2014/03/puisi-laporan-seorang-jelata-samsir.html,anda juga bisa meng-click kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul Puisi Laporan Seorang Jelata | Samsir Mohamad Tetapi dilarang merubah isi maupun mengganti nama penyair/pengarang nya karena bertentangan dengan HAKI, semoga anda ter-inspirasi dengan karya Puisi Laporan Seorang Jelata | Samsir Mohamad salam Karya Puisi

0 komentar:

Post a Comment

 

kumpulan karya Puisi | Copyright 2010 - 2016 Kumpulan Karya Puisi |