CatatanWiji Thukulgerimis menderas tengah malam inidingin dari telapak kaki hingga ke sendi-sendidalam sunyi hati menggigit lagiingatsaat pergidan pipi kiri kananmukuciumtak sempat mencium anak-anakkhawatirmembangunkan tidurnya (terlalu nyenyak)bertanya apa mereka saat terjagaaku tak ada (seminggu sesudah itusebulan sesudah itudan ternyata lebih panjang dari yang kalian harapkan!)dada mengepal perasaanwaktu itucuma terbisik beberapa patah katadi depan pintukaulepas akumeski matamu tak terimakarena waktu sempitaku harus gesitgenap ½ tahun aku pergiaku masih bisa merasakanbergegasnya pukulan jantungdan langkahkukarena penguasa fasisyang gelap mataaku pasti pulangmungkin tengah malam dinimungkin subuh haripastidan mungkintapi jangankau tungguaku pasti pulang dan pasti pergi lagikarena haktelah dikoyak-koyaktidak di kampustidak di pabriktidak di pengadilanbahkan rumah punmereka masukimuka kita sudah diinjak!kalau kelak anak-anak bertanya mengapadan aku jarang pulangkatakanayahmu tak ingin jadi pahlawantapi dipaksa menjadi penjahatoleh penguasayang sewenang-wenangkalau mereka bertanya“apa yang dicari?”jawab dan katakandia pergi untuk merampokhaknyayang dirampas dan dicuri15 januari 97
Wednesday, February 12, 2014
Puisi Tentang Catatan | Wiji Thukul
Wednesday, February 12, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment