Tarian Penyaliban ManusiaM.Fadjroel Rachmanapa kabar ikan asin, sayur kangkung, dan segelas teh pahit di cangkir berkarat?apakah sebenarnya yang mengikat engkau dan aku?kesetiaan, cita-cita, atau sekadar lapar dan kebahagiaan kecil?“udara berdebu dan oksigen penuh racun!” teriak lelaki mabukmengapa harus mabuk? bayangkan upacara suci ini di suatu pagi musim panasengkau bersiul dan hatimu bagai kapasada seekor ikan asin dan semangkuk sayur kangkung di piring berkaratserta segelas teh pahir di cangkir berkaratsemua kenangan pahit telah kau larutkan dalam uap teh kemarin malamlalat mendengung, jendela berderit disentuh angin“bukankah cinta dan hati yang lapang menerobos dinding pemisah aku dan alam semesta?”baiknya ada seorang perempuan, tetapi kurasa tak usah sajaperempuan selalu mengatur tetek bengek hidup kita(tetapi lelaki sama menggelikannya, juga diriku)“rambutmu kacau dan warna bajumu tak cocok di badan,” katanya“duduklah dengan sopan dan pikirkanlah kebahagiaan kita di masa depan,” katanyatetapi hatiku selalu bertanya, “adakah keteraturan di alam semesta dan sejarah manusia?”sebaiknya juta tak ada bentakan dan hentakan sepatu lars (pada lantai dan tubuh kita)juga tak ada tangis kehilangan, putus asa dan kesakitandoa juga tak penting,karena mengingatkan ketakberdayaan dan keputusasaanbukankah seekor ikan asin, semangkuk sayur kangkung, dan secangkir teh pahit di cangkir berkaratdiuapi cinta dan hati yang lapang, mengingatkan keberadaan dan keterlemparan kita di bumi ini?bukankah ini juga upacara suci seorang lelaki mabuk dan kesepianderit pintu sel selalu menghantam gendang telinganya dan menggetarkan seluruh urat sarafnyajeruji, sebesar ibu jari kaki, mencekik urat lehernya, menusuk kedua kornea matanyateriakan kesakitan, tangis kehilangan, dan jerit keputusasaan menerobos dinding selnyadarah menyiram jalan raya, hutan, kebun petani miskin, bahu kaum pekerja,jagat raya, dan wajah kitaorang-orang berlari dari kota ke kotaorang-orang berlari dari penjara ke penjaraorang-orang berlari dari mimpi ke mimpiorang-orang berlari dari kata ke katadi dungu kecil dilahirkan penuh rasa syukursetia patuh menarikan upacara suci di ruang-waktu berdarahdi altar penyaliban manusialalu, apa kabar ikan asin, sayur kangkung dan segelas teh pahit di cangkir berkarat?apakah sebenarnya yang mengikat engkau dan aku?kesetiaan, cita-cita, atau sekadar lapar dan kebahagiaan kecil?1989 (LP Kebon Waru-Sukamiskin)* ditulis ulang dari Catatan Bawah Tanah
Thursday, February 20, 2014
Puisi Tarian Penyaliban Manusia | M.Fadjroel Rachman
Thursday, February 20, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment