Soerabaiadukut itu punya tempo doeloeMardi LuhungBuku I halaman 122:“Ada seorang inlander yang matiaah, tidak apa-apa. Tiap hari mereka tokh juga matiapalagi mereka mati seperti tikus-tikus!”Buku II halaman 440:Kerja terus! Kau gila! Apa tidak tahu adat! Kaukurang ajar? Jangan kurang ajar! Pergi! Diam!Tutup mulut! Ayo, jangan tidur! Jangan omong!Jangan tertawa! Jangan main gila sama saya!Buru-buru! Lekas! Buka kau punya mata! Awas!buku yang lain, halamannya di lubuk, belum tertulisdan tercetak, atau malah sudah terobek, simpulannya:di belakang iklan bir, minyak, rokok, teh dan tembakau,kopi, baju-haji, afdruk-foto, dan kanak-kanak yangmemanjati tiang, serta wajah-garang-marsose, yangselalu bergaya dengan sepatu botnya, darah bekisar punpunya bahasa sendiri: “Entah-putih-entah-coklat!”menegur tilas-tilas hantu pada sebuah waktu, di sampingpinggir-kebun-binatang:“Kami tak menghasut, percayalah, Tuan, kami takmenghasut!”ya, lewat trem yang berkelonengansi wanita-buruh-arloji itu pun dikawin si kopral yangbertopi lebar, penutup kening yang bersurat:“Ini sebenggol, ongkos makan, minum, tidur dan pukulanuntukmu!” Selanjutnya, siapa yang tahu,jika kampung dibangun dari opium dan banjir?Dan siapa yang tahu, jika kampung juga dibangun daribubur yang warna-warni?“Hordah, yang mulutnya usil, lidahnya dipluntir!”Gresik, 2003
Friday, February 14, 2014
Puisi Soerabaia | Mardi Luhung
Friday, February 14, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment