Pulang MandiJoko PinurboLama minggat ke Jakarta dan tak pernah adakabar-beritanya, tahu-tahu ia muncul di depan pintudan berseru: “Ayo kita mandi!”Wajah yang penuh jahitan, tubuh yang hampir rombengannyaris tak terbaca kalau tak ia tunjukkansepasang tato di pantatnya.“Berbahagialah orang yang berani mandi,” aku bersabda,“sebab ia akan menemukan tubuhnya sendiri.”Maka dalam bahagia mandi ia kelupas karat waktupada tekstur hidupnya, kerak kenanganpada tipografi nasibnya.“Sakit!” ia menjerit. “Berdarah!”Mungkin sedang ia lepaskan pakaian kotoryang lengket dengan tubuhnya.Kamar mandi kemudian sunyi.Ia menghambur keluar,berjingkrak-jingkrakseperti kanak-kanakdapat bingkisan di hari Lebaran.“Aduh cakepnya,” aku menggoda,dan ia memelukku sambil berkata riang:“Mandiku sukses sekali, abang sayang.”Lama ia tidak mandi. Tapi sekali mandiia langsung mencopot tubuhnya yang usangdan menggantinya dengan yang baru,yang mutakhir modelnya dan, tentu saja, tahan lama.“Tidak tertarik ke Jakarta?” ia membujukkusambil memamerkan tubuhnya yang trendi.Ah ya, mungkin perlu juga aku minggat ke Jakartaagar suatu saat dapat pulang mandi dengan bahagia.1999
Monday, February 3, 2014
Puisi Pulang Mandi | Joko Pinurbo
Monday, February 03, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment