Perbawati - SukabumiSlamet SukirnantoKarena mendung tergeser dari langitTundalah kantukmu barang sejamMari! Mengurai cahya terang di bukitTubuh menggigil dan dingin yang menggigitSebelum tiba saatnyaApi pendiangan bakal padamBakal kehilangan hangatnya baraSebab dalam kegelapan ituAntara kita tiada mampuMelahirkan kata-kataJiwa dan jiwa yang mengembaraEntah ke Sorga entah ke mana?Bicaralah lidah yang arifAdakah kau bawa dendam itu jugaYang memberat dari pusat kota.Di sini di antara dua bukitPercakapan telah bangkitDari lembah yang dalamMengatas menggapai awanMengurai kisah dan peristiwaMengeja kembali yang lampauDan meraih yang remangYang bakal datangSeperti udara dinginMendobrak tulangDi tengah senyap malamAda yang tetap menggetarkan batinmu!Bicaralah lidah yang arifAdakah kau bawa dendam itu jugaYang memberat dari pusat kota?Perkemahan Budaya Perbawati – Sukabumi, 27 Oktober 1977
Monday, February 17, 2014
Puisi Perbawati - Sukabumi | Slamet Sukirnanto
Monday, February 17, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment