Sunday, February 16, 2014

Puisi Ayunan "Berayun, Pelan, Berayun, Buyung" | Slamet Sukirnanto


Ayunan
Slamet Sukirnanto

Ada saatnya kita mempermainkan waktu
Maju-mundur menyentuh ujung ruang
Mendesak kekosongan

Berayun, pelan, berayun, buyung
Sambil pejamkan mata barang sejenak
Nikmati sekilas kegelapan dan binar-binar temaram
Sebelum hapus oleh kilatan pijar terang

Berayun, pelan, berayun, buyung
Hirup puas udara segar lapangan
Sebelum angkasa menciut, racun gadus berdesakan
Membangun jasad tidur yang letih

Berayun, pelan, berayun, buyung
Andaikan sempat bertutur berkepanjangan
Tentang mengurai jiwa yang kusut
Bagaimana mengulur di arena keluasan?

Berayun, pelan, berayun, buyung
Adakah burung-burung akan singgah, seperti yang sudah
Menuturkan pengembaraan di alam tak bertepi
Dan sorga tinggal dijangkau setapak lagi

Berayun, pelan, berayun, buyung
Ke mana arah gema mencari pantulan
Janganlah lengah pengamatan jauh jauh
Dan alamat lengkap pusat sasaran

Berayun, pelan, berayun, buyung
Alun irama berturut tanpa suara
Perahu lepas mengarungi laut bayangan
Senandung ihwal pendaratan

Berayun, pelan, berayun, buyung
Susul-menyusul awan di dinding langit
Menebal pada cadar tirai tamasya
Membenahi gelombang gumpalan makna

Berayun, pelan, berayun, buyung
Tahankan dahaga meratapi dinding tenggorokan
Lukisan telaga sumber pusaran
Sekeping wilayah memancar kebeningan

Berayun, pelan, berayun, buyung
Pandanglah menatap, di balik segalanya
Panahlah dengan bijak kabut remang di sana
Dan tiliklah seandainya semesta memagar batas

Berayun, pelan, berayun, buyung
Suara-suara lirih tiada memantul gema
Ada yang meraih lepas
Menghambur wilayah terbuka

Berayun, pelan, berayun, buyung
Bila tiba di belakang, undurkan semusim lagi
Masa lampau yang lengkap dalam kuburnya mengerang
Menggapai, meraih detik-detiknya yang hilang

Berayun, pelan, berayun, buyung
Bila tiba di muka, ujung jari kaki menyentuh
Batas tepian dengan fana
Esok hari kan di sana, jika musim memberi pertanda

Berayun, pelan, berayun, buyung
Pegang kuat-kuat tambang-tambang keyakinan
Peganglah kuat-kuat tambang-tambang angan-angan
Balikkan ke empat penjuru, dengan mata menantang.

Berayun, pelan, berayun, buyung
Adakah yang tersisa dari bersit megah
Ketika cemas menikamkan ujungnya
Dan gontai melangkah harimau luka

Berayun, pelan, berayun, buyung
Bagaikan menyeberangi arus kali
Di sini kemudian reda melecut lepas
Bagian lain yang mengandung gaib

Berayun, pelan, berayun, buyung
Ada yang menggeser, bayangan terlempar jauh
Tanpa bekas di dataran ini
Adakah tragedi lakon menggelar bumi?

Berayun, pelan, berayun, buyung
Pagar kawat merantai tepi
Adakah gelegak getaran arus
Masuk ke dalam. Menembus

Berayun, pelan, berayun, buyung
Bagaikan dewa ruci melayang menjelajah samudra
Kadang menukik menggigir lembah ajaib
Melahap daun kering lantunan suci

Berayun, pelan, berayun, buyung
Tengok jam berapa sudah, hari masih tinggi
Dan nyanyian belum surut sudah
Mengajak bersenda mengayun waktu

Berayun, pelan, berayun, buyung
Sebenarnya dirimu tidak jauh dari bumi
Tetapi betapa sulitnya menapakkan kaki
Hanya sehasta jarak kita, hanya sehasta...

1972

Anda sedang membaca kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul Puisi Ayunan "Berayun, Pelan, Berayun, Buyung" | Slamet Sukirnanto dan anda bisa menemukan kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul Puisi Ayunan "Berayun, Pelan, Berayun, Buyung" | Slamet Sukirnanto ini dengan url http://kumpulankaryapuisi.blogspot.com/2014/02/puisi-ayunan-berayun-pelan-berayun.html,anda juga bisa meng-click kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul Puisi Ayunan "Berayun, Pelan, Berayun, Buyung" | Slamet Sukirnanto Tetapi dilarang merubah isi maupun mengganti nama penyair/pengarang nya karena bertentangan dengan HAKI, semoga anda ter-inspirasi dengan karya Puisi Ayunan "Berayun, Pelan, Berayun, Buyung" | Slamet Sukirnanto salam Karya Puisi

0 komentar:

Post a Comment

 

kumpulan karya Puisi | Copyright 2010 - 2016 Kumpulan Karya Puisi |