MusnahYustan Aziddinbagi manusia yang tiada pernah menghitung hariada-ada saja helah menyangkal tuahanya pagi anugerah lereng gunung dan mentaribersayap mencecap nikmat pada pagi kian menuaadakah yang lebih kocak dari permainan hati ke hatikasihku, karenamu kulanda pagar berduritapi remaja tiada baka dan pergi tidak kembalikerut yang dalam pada dahi tinggal bersama mimpikata-kata tiada pembatasan dan diriboleh mencemplung timbul tenggelam di alam sangsiantara derita kian mendalam dan terang di kabut pagihati siapa tiada musnah dijilat api?
Monday, January 20, 2014
Puisi Musnah | Yustan Aziddin
Monday, January 20, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment