Kita Harus Menuliskan Semua Hak Asasi KitaM.Fadjroel RachmanDi tembok-tembok gedung perwakilan rakyatDi tembok-tembok gedung pemerintahanDi tembok-tembok gedung pengadilanDi tembok-tembok gedung angkatan bersenjataDi sepanjang jalan, di kebun-kebun petani, dipabrik-pabrik kaum pekerja di negeri kitaDi setiap lantai rumah-rumah kitaKita harus menyanyikan semua lagu danmembacakan semua puisiSepanjang hari dan sepanjang malamYang mengobarkan akal-budi dan hati-nurani kitaBahwa tanpa hak-hak asasi, kekuasaan akanmenjadi berhala haus-darah dan pencabutnyawa kitaBahwa tanpa hak-hak asasi maka kekuasaanmenjadi TIRANI, menjadi DURNO bagikehidupanBahwa tanpa hak-hak asasi kekuasaan akanmerampas tanah-tanah pekarangan kita,pekerjaan kita bahkan yang tak cukup untukmakan hari ini, menggusur dan membakarrumah-rumah kita, menghisap semuapersediaan air minum kita, merampaspendidikan, masa-depan anak-anak kita danmerampas semua suara kita, akal-budi sertahati-nurani kitaApakah lagi yang tak mungkin dirampas olehTirani Kekuasaan?Bahkan keberanian kita, dimasukkan dalamselokanDan negeri kita dijadikan kandang kerbauLalu seorang sipir maha-tahu dan maha-kuasaakan menggebuk siapa saja yang takdisukainyaLalu bagaimana mungkin ada perbincanganakal-budi dan hati-nurani di kandang kerbau?Cendekiawan dan penyair dijadikan benaludan hama bagi rakyat jelataSenapan dan jampi-jampi peraturandimasukkan paksa ke mulut dan sakumahasiswa, ulama serta pendetaLalu di manakah rumah-luas bagi cinta-kasihalam semesta?Lalu untuk apa bernegara, bila hanya sebagaialat memonopoli kekayaan dan kekuasaan,memonopoli akal-budi dan hati-nuraniLalu untuk apa lembaga perwakilan, bila hanyamenjadi lembaga main-sulap cukong-cukongdan penguasa dengan kapitalis Jepang,Eropa, Amerika; menjadi lembaga membagi-bagi uang-saku dan proyek-proyek pembangunanAstaga, lembaga apakah ini, demikian lihaimemperjudikan perut dan masa-depanbangsa sendiriLalu apa gunanya wakil-rakyat, bila tak maumembela kebutuhan dan kepentingan rakyatjelata; bila menutup mata dan telinga darisegala penderitaan rakyat jelataBukankah merak tak lain daripada benalu danhama bagi penghidupan rakyat jelataBukankah mereka tak lain daripadapengkhianat bagi cita-cita dan penghidupanrakyat jelataLalu apa gunanya pengadilan bila tidak beranimenyuarakan keadilan; bila hanya menjadialas kaki dan buldoser kekuasaan; menggilasratusan juta rakyat yang memperjuangkanhak-hak asasi; bila hanya menjadi kondombagi cukong dan penguasa rakus haus darahLalu saudara-saudaraku ratusan juta rakyatyang terampas hak-hak asasinyaUntuk apa berdiam diri menonton sikap-politikcukong-cukong dan penguasa di pengadilanberlumut iniLebih baik kita mengangkat poster-poster danmenuliskan semua hak asasi kitaDi tembok-tembok gedung perwakilan rakyatDi tembok-tembok gedung pemerintahanDi tembok-tembok gedung pengadilanDi tembok-tembok gedung angkatan bersenjataDi sepanjang jalan, di kebun-kebun petani, dipabrik-pabrik kaum pekerja di negeri kitaDi setiap lantai rumah-rumah kitaDan kita harus menyanyikan semua lagu danmembacakan semua puisiSepanjang hari dan sepanjang malamYang mengobarkan akal-budi dan hati-nurani kitaBahwa tanpa hak-hak asasi, kekuasaan akanmenjadi berhala haus-darah dan pencabutnyawa kitaBahwa tanpa hak-hak asasi maka kekuasaanmenjadi TIRANI, menjadi DURNO bagi kehidupanKebon Waru, Desember 1989
Thursday, January 30, 2014
Puisi Kita Harus Menuliskan Semua Hak Asasi Kita | M.Fadjroel Rachman
Thursday, January 30, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment