Ia Memberiku Anggur Agar Aku Turut Mencicipi RasanyaJalaluddin RumiJangan berputus asa jika Kekasih mengusirmusebab bila Ia mengusirmu hari iniberarti Ia akan menghampiri danmerangkulmu lagi esok hariJika Ia membanting pintu saat kau permisi di ambangnyaJangan pergi dulu, tunggulah sebentar –engkau akan segara dapat berdiri menyisi-NyaJika Ia memasang sekat pada lorong-lorong rumahJangan kehilangan harapan –Sebab Ia ingin menunjukkan padamu sebuahjalan rahasia yang tak seorang pun tahuTukang jagal memotong kepala seekor dombauntuk disembelih dan disantap dagingnyaBukan untuk dibuang!Ketika domba itu telah kehilangan semua nafas hidupnyaSi tukang jagal meniupkan nafas hidupnya untuk si dombaWahai, Hidup sebagai apakah yang dibawaoleh nafas Tuhan kepada-mu!Namun keserupaan harus berhenti di sini –Sebab kedermawanan Tuhan jauh lebih darikedermawanan tukang jagal ituTiupan nafas Tuhan tidak pernahmembawa pada kematianIa anugerahkan kekayaannya kepada Sulaimanuntuk disampaikan kepada seekor semut kecilIa berikan semua harta yang tersimpan di dua duniakepada siapa pun yang meminta dari-NyaIa memberi dan akan selalu memberiNamun kemurahannya tak menyentuh sebuah hatiAku telah memperjalankan langkah ke semua tepian buminamun tak kutemukan seorang pun yang serupa dengannyaSiapa yang akan sesuai menjadi pasangan-Nya?Siapa yang akan mampu memegangi lilin kemulian-Nya?Kesunyian!tidak untuk kita perbincangkan bagaimana rasanya …Ia memberi untuk kita hirupIa memberi untuk kita cicipiIa memberi untuk kita nikmatiSaat kita terikat begini. Ia tambahkan belenggu lagi.Saat kita menderita, Ia tambahkan keluhanSaat kita tersesat di dalam rumah kacaIa putarkan kita melingkar dan melingkartak putus-putusLalu ditambahkannya sebuah cermin lagiWajahku memucat karena marah – jangan tanya mengapa!Airmataku mengalir seperti biji delima – jangan kau tanya mengapa!Siapa yang mempedulikan apa yang terjadi dalam rumahku?Ada tetesan darah di ambang pintunya – jangan tanya kenapa!
Monday, January 20, 2014
Puisi Ia Memberiku Anggur Agar Aku Turut Mencicipi Rasanya
Monday, January 20, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment