GerimisAbdul Hadi W. M.ISeribu gerimis menuliskan kemarau di kaca jendelaBasah langit yang sampai melepaskan senjaBersama gemuruh yang dilemparkan jarum jam, kata-katabermimpilah bunga-bunga menyusun kenangannyadari percakapan terik dan hama“Kau toreh bibirnya yang merkah,” kata hama“Dan kuhisap isi jantungnya yang masih merah”IIKenapa ia tak terkulaidan masih bertahan jugaDan bersenyum pada suryayang mengunyah-ngunyah air matanyaIIIUntukku ingar itu pun senantiasa menyuratAtau mimpiTapi angin masih saja menggigilmendesakkan pagiIVTuhan, kau hanya kabar dari keluhVBurung-burung punasing di sanakarena jarak dan bahasa1971
Friday, January 24, 2014
Puisi Gerimis | Abdul Hadi W. M.
Friday, January 24, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment