Di MalioboroKepada seseorang yang mengingatkan saya akan Iramani, yang dibunuh di tahun 1965Goenawan MohamadSaya menemukanmu, tersenyum, acuh tak acuhdi sisi benteng VriedenbergSiapa namamu, kataku, dan kau bilang:Kenapa kau tanyakan itu.Malam mulai diabaikan waktu.Di luar, trotoar tertinggal.Deret gedung bergadangdan lampu tugur sepanjang malamseperti jaga untuk seorang bagindayang sebentar lagi akan matiMataram, katamu, Mataram …Ingat-ingatan pun bepercikan-- sekilas terang kemudian hilang – seakan pijardi kedai tukang las.Saya coba pertautkan kembalipotongan-potongan waktuyang terputus dari landas.Tapi tak ada yang akan bisa diterangkan, rasanyaDi atas bintang-bintang mabukoleh belerangkepundan seperti sebuah radangdan bulan dihirup hilangkembali oleh MerapiTrauma, kau bilang(mungkin juga, “Trakhoma”?)membutakan kitaDan esok los-los pasarakan menyebarkan lagi warna mainan kanakdari kayu: boneka-boneka pengantinmerah-kuning dan rumah-rumah harapandalam lilin.siapa namamu, tanyakuAku tak punya ingatan untuk itu, sahutmu.1997
Friday, January 24, 2014
Puisi Di Malioboro | Goenawan Mohamad
Friday, January 24, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment