Pasar Kumbasari, DenpasarAcep Zamzam NoorMungkin bukan sinar bulanYang menyalakan permukaan sungaiTapi di sepanjang jalan ke arah pasarBakul-bakul ikan, daging dan sayuranSeperti mengekalkan malam. Pasar adalah gemuruhSekaligus semadi suara-suaraKulihat yang berjualan itu mulai menariKuli-kuli itu mulai menyanyiSemuanya perempuan –Dingin menyerap keringat merekaMenjadi berbotol-botol arakDi sini setiap perempuan adalah lelakiBekerja adalah sembahyang dan menariBersama mereka kupanggul bakul-bakul ituSambil menyuling keringatku sendiriMenjadi tenaga kata-kataKuminum arak bercampur dingin embunLalu kuminta sinar bulanMelemparkan selendang kuningnya padakuDi antara mereka aku menari-nari gilaMemuja sulur-sulur pohon dan tugu-tugu batuKasmaran menunggu fajar tibaUpacara demi upacara telah kulaluiSepanjang perjalananku melupakan diri sendiriBersama sayuran dan bunga-bunga sesajiDaging babi, ikan laut, kemenyan dan pakaian warna-warniAku menjadi bagian dari gemuruhnya pasarSekaligus keheningan semadi –Pelahan keringatku meneteskan kata-kataKata-kataku menjelma butiran garamMembumbui tanah dan sungaiTempat perempuan-perempuan perkasa ituMenyelesaikan tarian dan kewajibannyaSebagai manusia biasa1995
Monday, December 16, 2013
Puisi Pasar Kumbasari, Denpasar | Acep Zamzam Noor
Monday, December 16, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment