Di Halte Malam JatuhZen Haeakhirnya, aku mahir menggambar hujanmenirukan langkah-langkah pulangmenulis reklame-reklame sunyi dan menempelnyadi bebatang pohon sepanjang jalandan di sebuah tikungan tujuh kelopak bintanggugur sebelum pagi kembali“bus yang penuh sesak itu akan berangkat?”tanyamu. orang-orang masih terus mengembaratak ada bintang di langit: nujuman nasib, kompas para kafilahdi mana-mana kautanam bendera. aku inginberkibar-kibar mengikut gelombang hujanmenjejaki liang rahasia sepanjang uluran senjatetapi, duh, selalu ada yang kauisyaratkanlewat deru angin yang tertahan di awal musimaku jadi terbiasa menyimpan cintadi batu-batu. mungkin besokakan menjelma gadis kecilyang belajar mengeja kata-kata bungaaku akan menunggunya, memberinya ciumanmenyematkan melati (dan belati)“dan bus itu,” kataku, “akan berhenti di terminalyang tak ada bintang.” seperti usiakota-kota lapar. letih dan tidurtik…tik…tik… hujan menombaki senjamalam jatuh dengan ubun terluka1992
Monday, December 9, 2013
Puisi Di Halte Malam Jatuh | Zen Hae
Monday, December 09, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment