KUPU-KUPUEko RoesbiantonoDan suara senyap dari kepak sayapnya dimanakah lenyapnya?Ruang dan jalanan memutar jam kerja robot tak kenal malam.Kita menghempas di jalanan berdebu. Lihatlahdemi mesin kita jadi mesin. Demi malam kita jadi malam.Dan malam telah ling lung jadi bola ping pong di meja politik. Dan malam telah ling lungjadi barang dagangan di rak dan etalase pasar. Dan malam telah ling lungterkurung kota terus menempurung.Kita telah rindu, tapi apakah yang kita rindukankita tak tahu. Kita serupa pohon-pohonmenyaksikan kota kita yang dulu dijaga para pahlawankini dijajah pasar dan hiburan.Dan suara senyap dari kepak sayapnya dimanakah lenyapnya?Hanya ada malam dalam bibir merahmu mengembaradari jalanan macet, hiruk pikuk pasar dan hiburan yang menyedihkannamun hati-hatilah! Kupu-kupu yang keluar malam akan dikutuk menjadi bonekamendesah karena malam menari di matanya.Hanya debu berhambur di keras jalanan, tak ada lagi rumah,ditempurung ling lung, tak bisa kembali ke dusun-dusunberhambur di petak-petak sempit, pengap dan sumpek,kota terus menempurung terus mengungkung.Dan suara senyap dari kepak sayapnya dimanakah lenyapnya?Dimana-mana hanya deru malam: menyenangkan,melenakan,menyakitkan!Surabaya, 2013
Friday, November 8, 2013
Puisi Tentang "Kupu-Kupu" | Eko Roesbiantono
Friday, November 08, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment