Prolog PerjalananPanda RH EmadhyIni tentang perjalananPerjalanan pada tengah malam. Hanya lampu-lampu jalanan yang menemani. Sesekali suara kendaraan membising ditelinga. Tapi hanya muncul dari belakang, dan menghilang pada kejauhan.Beginilah rupa elok perjalanan tanpa doa. Kepingan luka ada pada setiap nadi. Seringkali bimbang diperempatan ataupun pertigaan. Basah dengan keringat ketika jalan menanjak, atau basah dengan cipratan air sesekali pada musim hujan.Perempuan duduk di halte. Ketika malam memasuki gelapnya yang sempurna.Ia pergi diam-diam. Tapi tak ada yang mengejar. Ia menolak makan. Tapi tak ada yang memaksa. Ia memilih untuk sendiri. Tapi tak ada yang menemani. Ia berdiri di tengah jalanan. Menanti kendaraan datang dan membunuh. Tapi tak ada yang mencegah.Perempuan menangis pada perjalanannya.Orang-orang lewat. Tapi tak berjejak. Seolah tak ada yang menerangi. Sibuk menatap pada langkah letihnya.Perempuan menangis. Melihat sekelilingnya tak ada siapa-siapaHujan turun dengan derasnyaHanya suaranya yang menderasTubuhnya masih terhampar basah memerah.
Tuesday, November 5, 2013
Puisi Prolog Perjalanan | Panda RH Emadhy
Tuesday, November 05, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment