Akar diriArman Yuli PrasetyaSepanjang aspal berlubang mengantarkanku pada kampung-kampung kecil dalam peta kota. Di temani riak bangunan kehidupan menyuguhkan nuansa diantara suara – suara manusia.Tentang hamparan padi hijau berayun saat hembusan angin melukiskan warna harapan pada lembaran hari panjang. Detak jam menumbuhkan kesabaran siang dan malam.Aliran bengawan lentera dari jiwa sebuah nama yang terukir pada lembaran daun jati. Melayang diterpa angin kemerau saat ladang jagung menguning memanen kesederhanaan dari ketegaran butir-butir keringat.Doa doa merambati hati saat malam mulai sepi dingin angin menyapa belulang tulang. Di tepi bengawan tanah liat kami kais bersama Lumpur sedari pagi. Embun mulai tumbuh saat kami nyalakan api membakar ranting – ranting kayu berbaur dengan laju waktu.Fajar pagi memadamkan nyala api. Kayu – kayu berubah jadi abu. Menelurkan batu bata dari rahim bengawan . Menyemaikan harapan kampung bengawan. Mekarlah melati pada petilasan akar diri.Talun, Desember 2012
Tuesday, May 21, 2013
Puisi Akar diri | Arman Yuli Prasetya
Tuesday, May 21, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment