Pemotretan di SanaHj. Ratieh Sanggarwaty, SE.Layaknya di dunia sajaMuara bertemu Asniar dan saling sapaBerdua mereka mencaridi mana tinggalnya Arthur Harlan dan Peter sieLalu berempat mereka menentukan lokasiMemilih semua rancangan serta aksesoriMencari Rendy untuk meriasAgar wajah dua model itu tidak pucat dan piasAdjie dan Didi Mirhad pun mulai bergayaDibalut baju putih sutera alam bakaKilau blitz menyala tanpa kameraTentu bisa, katanya di sana semua serba bisaBerkumpul mereka dalam sesi pemotretanDi alam yang lain dengan tempat mereka menanamSekarang mereka telah menuaiPada musim panen yang tak pernah usaiLembar halaman mode tercetak sudahDengan lay-out dosa dan pahala merekaMeski tak dapat diedarkan kemariAgar menjadi pembelajaran bagi kamiKami yang masih dapat menanam kebaikanAgar tak menyesal dan minta kembaliDi saat ajal telah datangDan saat menuai telah dimulaiKAU perancang di segala busanaKAU penata di segala gayaKAU pemeraga di segala pentasKAU Penerbit majalah mode tanpa kertasKAU segala MAHA yang paling Atas(2 Mei 2012)
Thursday, January 10, 2013
Puisi Pemotretan di Sana | Ratih Sang
Thursday, January 10, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment