sumber gbr : panoramio.com
KeretaSitok Srengenge1entah siapa yang ia tungguOrang-orang datang dan lalu,ia cuma termanguSepasang orang muda berpelukan(sebelum pisah) seolah memeluk harapanIa mendesis,serasa mengecap dusta yang manisKapankah benih kenangan pertama kali tumbuh,kenapa ingatan begitu rapuh?Cinta mungkin sempurna,tapi asmara sering meranaIa tatap rel menjauh dan lenyap di dalam gelap: di mana ujung perjalanan, kapan akhir penantian?Lengking peluit, roda + roda besi berderit,tepat ketika jauh di hulu hatinya terasa sisa sakit2Andai akulah gerbong kosong itu,akan kubawa kau dalam seluruh perjalanankuDi antara orang berlalang-lalu,ada masinis dan para portirDi antara kenanganku denganmu,ada yang berpangkal manis berujung getirCahaya biru berkelebat dalam gelap,kunang-kunang di gerumbul malamSerupa harapanku padamu yang lindap,tinggal kenang timbul-tenggelamDua garis rel itu, seperti kau dan aku,hanya bersama tapi tak bertemuBagai balok-balok bantalan tangan kita bertautan,terlalu berat menahan bebanDi persimpangan kau akan bertemu garis lain,begitu pula akuKau akan jadi kemarin,kukenang sebagai pengantar esokkuMungkin kita hanya penumpang,duduk berdampingan tapi tak berbincang,dalam gerbong yang beringsutke perhentian berikutMungkin kau akan tertidur dan bermimpi tentang bukan aku,sedang aku terus melantur mencari mata air rinduTidak, aku tahu, tak ada kereta menjelang mata airMungkin kau petualang yang (semoga tak) menganggapku tempat parkirKita berjalan dalam kereta berjalanKereta melaju dalam waktu melajuKau-aku tak saling tujuKau-aku selisipan dalam rinduJadilah masinis bagi kereta waktumu,menembus padang lembah gulitaTak perlu tangis jika kita sua suatu waktu,sebab segalanya sudah bedaAku tak tahu kapan keretaku akan letih,tapi aku tahu dalam buku harianku kau tak lebih dari sebaris kalimat sedihhttp://oase.kompas.com/read/2012/08/05/13030471/Puisi-puisi.Sitok.Srengenge
Sunday, December 2, 2012
Puisi Kereta (Sendiri di Stasiun Tugu) | Sitok Srengenge
Sunday, December 02, 2012 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment