Lebah JantanFitri NurhayatiWangi parfumku masih tertinggal pada puncak yang nakalMembakar asa, memantik lebah jantan pada lidahnya yang manisMelepas haus setelah menyeruput madu dari denyut jantungnyaAku ingat pesan sang kekasih, bahwa aku bukanlah bunga jalangBahwa aku bukanlah awan mendung yang mendatangkan hujanTapi aku adalah secercah cahaya yang akan menyinari duniaAku menikmati musim yang penuh dengan pendosaBahkan tuhan membiarkanku luput untuk sebentarAgar aku dapat menari bebas di pelataran surgaNamun, di bawah senja tua aku mendengar seruan, tautanBahwa jalanku bukan jalan yang aku lewati sekarangBahwa lembarku bukanlah lembaran yang aku tulis sekarangAdakah titah tuhan yang memanggil?Ataukah hanya seruan umat yang mengucil?Perjalanan ini tak selesai karena aku tak mampu menyelesaikannyaSedang aku bergegas meninggalkan lebah di teras senjaEngkau malah melucutiku dengan cambuk besiAku ragu dengan jawaban sebelumnyaBahwa engkau tak dapat menerimaku yang sudah mabuk meneguk maduAku ingin kembali, sebelum serbuk bunga menabur diatas kerendakuKarena aku sama dengan engkauYang tetap jua saling melilit, sebagaimana alam yang begitu kejam.Purwokerto, 02 Februari 2012www.kompasiana.com/www.nurhayatipipit.com
Friday, November 9, 2012
Puisi Lebah Jantan | Fitri Nurhayati
Friday, November 09, 2012 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment