Syair Kepedihan
Faisal Muhctar Al Khaufi
hasniah, ijinkan aku menutup rapat-rapat
buku harian ini dan mencoba melupakan kutukan
pada mantra garis tangan karena sebuah kata-kata
yang diiringi lapar dan memar telah memaksa aku
mencintai bisingnya suara mesin-mesin
bahkan aku tak pernah melihat matahari dan menghirup
wewangian musim, tak ada lagi bunga – bunga yang dapat
aku jadikan kata, tak ada lagi hujan yang dapat aku tafsirkan
pagi, siang, sore dan malam hanyalah hamparan lautan keringat
sungguh percikan bunga – bunga api dan kerasnya suara rimmer
pelan – pelan mengikis mata hati ini, betapa pedihya saban hari
mencintai sepatu boot, seragam, masker dan sarung tangan juga
memberi salam pada mata – mata sipit adalah keharusan
namun, jauh di dalam batin ini aku sudah menata rumah paling indah
untuk kita berdua.
Karawang 2005
Thursday, July 1, 2010
Syair Kepedihan | Faisal Muhctar Al Khaufi
Thursday, July 01, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment