MASIHKAH BUNGA `KAN MEKAR
Dadan Dania DK
Langit memerah darah manakala Yogya berpagar sangkur
pagi-pagi empat Mei empat tujuh
fajar memudarkan pijar belulang yang terbakar
kenyataan memanggilmu tampil
insyaf akan tanggung jawab
yakin akan kebenaran Islam
Yoesdi Ghazaii, Anton Timoer, Nursyaf, Ibrahim dkk
menuntunmu bangkit sebagai anak kandung revolusi.
Udara pertama yang kauhirup
wanginya mesiu
atas kerikil dan onak yang terserak
beranjak meniti hari yang bertaji
dada membusung punggung terpampang
menantang cambuk dan dera seterumu
bekalmu semata takwa,
takwa yang membinar jadi syukur
manakala pesona bertahta di beranda sukma
takwa yang berpijar jadi sabar
manakala petaka tersaji di serambi hati.
Bagai debu di garis horison,
tak orang baik-baik berpikir akan ujudmu
bagai punguk di balik awan
tak orang benar-benar mendengar akan cicitmu
Jalur yang terentang putus diranjah mereka
kauluruskan telunjuk dengan gemeletuk gigi
"setapak saja langkah meranjah sela hela
menjamah ranah membentang prana sengketa
gemerlap derapmu kurancap ...
tercapai atau tergapai", itu serumu.
Tekad yang terpahat, tombak mahaampuh meruntuhkan musuh
perisai tangguh menadah pongah punah,
kendati jiwa terpancang atas gelinjang lantang
t'lah kau perketat sekerat ikat.
Thursday, April 22, 2010
MASIHKAH BUNGA `KAN MEKAR | Puisi Puisi Perjuangan
Thursday, April 22, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment