ilustrasi
Mencinta: Benny TRai Sri ArtiniPernah kita sepakat menuntaskan kerisauanPernah kita berjanji meninggalkan kecemasanhanya bahagia dan syukur yang kita pilihmeski dalam pekat malam sekalipunkita tetap menyetiai semesta karena di altarnya kita bersumpah setiatak ada air mata yang sembunyi dalam lipatan haritak ada cemburu yang menggenapkan riak hujan apalagi mencemburui sikapPerjalanan, meski berliku namun kita menikmatinyaKatamu, kita memilih tersenyum sajaDitiap simpang jalan, kita mengambil nafas menghitung jejak untuk terus mengambil pijakDalam jeda kita rajin mengamati segala rasa yang berdedah dalam nampan waktuKadang kita menjelma angin, hujan. Kadang diam-diam menganyam mimpi dalam senyapdalam kesenyapan selalu kau sampirkan rinduatau menulis bait-bait mentari dikeningkukita tak pernah menyamarkan pedih dan kehilanganhanya menegaskan sekulum senyummenegakkan kepala dalam segala musimpernah kita sepakat menulis tubuh semesta dengan airair puisi yang mendiruskan kesejukan agar jiwa jiwa bangkitmenemui langitlangit mahaluas tak berbatasseperti kulum rindumu di keluasan hatiku( April 2015)
Wednesday, January 13, 2016
Puisi Mencinta | Rai Sri Artini
Wednesday, January 13, 2016 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment