Sebuah TitikLazuardi AnwarSebuah titik pada sebuah kalimat bagai halte diterminal yang dibangun dengan tunai berjuta-jutakeringat rakyat melalui pos-pos pajak-pajakpembajakan terus-menerus.Sebuah titik pada sebuah kalimat menahan dengus yangtercecer di jalan berlubang di kesibukan lalu lintaskenderaan tanpa arahtanpa singgah.Sebuah titik pada sebuah kalimat menegunkan khianatpada suami yang meninggalkan rumahberbulan madu sendiri di tangkai layudi tangkai penuh debu.Sebuah titik pada sebuah kalimat bukan berhenti di sinicuma istirahat di bungalow-bungalowsebelum pagikemudian mandi basah kuyup.Sebuah titik pada sebuah kalimat menebak batinkutidak berhenti di sinisebelum menembusujung sayup.Sebuah titik pada sebuah kalimat belum lagi usaikesia-siaan masih terbengkelaidi rumah yang berataptertembus titik hujan.Sebuah titik pada sebuah kalimat tidak berarti apa-apabagi yang tidak tahu arti titik secara utuhhanya bernilai kosong di pikiran lompongbolong-bolong.1978
Sunday, December 7, 2014
Puisi Sebuah Titik | Lazuardi Anwar
Sunday, December 07, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
dalaammm banget :) setidaknya sebagai suatu rambu2 dalam kehidupan :) ada saatnya berjhenti sejenak atau hanya sekedar memberi makna :)
Post a Comment