Sahabat yang Membaca Puisi: Puthut eaRiki Dhamparan PutraTanyakanlah padakuSetinggi apakah burung-burungakan terbang?Setinggi pucuk-pucuk bukitSesunyi menara-menara batu yang gemetarmenembus tabir langitBurung-burung itu jiwakuDan menara-menara itu adalah ingatanyang akan lenyapbersama hutan-hutan api di darahkuDarah yang mengalir sungsangDarah kupu-kupuSungai-sungai belerang dan kabutbercampur wangidi tambang-tambang waktuDarah itupun milikmu wahai tanganyang mengulur buram warna pagiTangan sahabat yang menggigil meracik remangkata puisiBegitu berarti bagimu. BagikuBagi kita sahabat!Bagi siapa saja yang melindungi diriDengan surat-surat kilattanpa alamatMaka tanyakanlah padakuKe mana burung-burung itu pergiMengapa setiap jiwa harus terbangdengan kesemuan-kesemuanyang mereka milikiBahkan dengan kekonyolan-kekonyolan kecilyang mereka dustakansepanjang pagiTanyakanlah terus. Terus!Karena dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itulahaku akan bertanya pada diriku sendiri2004
Saturday, May 3, 2014
Puisi Sahabat yang Membaca Puisi | Riki Dhamparan Putra
Saturday, May 03, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment