Giri: Ciuman Bibirku yang KelabuMardi LuhungSeperti bangun-bangunan batu yang tebalaku ciumi dindingmu dengan bibirku yang kelabulantaran kedua kakiku terikat besi, sedangtanganku cuma bisa mencengkeram lemahya, ada degup di situ, aku dengar pelan-pelandan seseorang yang telah hancur berabad dulupun bangkit menghadang dengan rambut panjangkemilau dan matanya, ya, matanya: “Mata si pemburu”yang pernah melarung darah petir dan kilatsaat huruf belajar menyapa matahari-hijau, yang terbitdi antara kelangkang-gunungmu, tampak sepertitatapan-tatapan yang sudah lama tak bergaungdan mata si pemburu pun menggali lingkaran kapurmudi mana, di situ tersimpan wajah-wajah makhlukyang pernah berjaga di pinggir-pinggir sungai dengansorot tubuh menyiratkan pencapaianlalu, mengapa wajah-wajah makhluk itu membedoldi pinggir-pinggir sungai? Apakah pencapaian yangdisiratkannya adalah dusta? Adalah si lendir amis yangtelah membuahkan patung dan menancapkan berjutabahasa-palsu di keningnya?dan, lihat, kekuatan apakah yang sanggup menahanlimpahan bedolan sungai itu? Adakah yang tahu, jeritkesakitan ataukan kelahiran yang disajikannya? Danadakah juga yang mencatatnya, lalu menenggelamkanke dasar-dasar palung dan jurang, dan membuat akumesti mengoreknya lewat cengkeraman yang lemah inisambil sesekali menatap angkasa yang menaburkanserbuk-serbuk kasar bekas pecahan bulan-lain yangsekaratyang datang entah dari sisi mana, akibat peperanganapa, dan membela dewa dan kitab siapa? Oh, aku puncuma sanggup mengigau sambil membayangkan sebuahjalan-berkelok menuju keratonmu yang hilang ituyang pernah mencelupi mimpi-mimpiku, denganpuncak-puncak kubahnya yang gilap, yang melambaipenuh harap, agar kita berdua memasukinya, kawin disitu, dan beranak tujuh-puluh-dua duyung dengan sisikyang beningduyung yang selalu berenang di seputar garis debar,sambil mendedahkan sebuah teka-teki: “Manakah yanglebih dulu, air ataukah lautan, manik tasbih ataukahdengus dzikir, daya hafal ataukah daya baca?”ya, Giri, Giriku, lebih dekatkanlah dindingmu padaciuman bibirku yang kelabu ini …Gresik, 1997
Sunday, April 13, 2014
Puisi Giri: Ciuman Bibirku yang Kelabu | Mardi Luhung
Sunday, April 13, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment