Yang Pernah MesraYan AriKau yang pernah sekamar, dan mesra, duduk satu kursi,Bercengkramaaku berbisik – dan kau berkata :Tapi tuan hari masih berlanjut kata orang,Dilaut masih banyak perahu yang terkantung – kantung,tanpa arah dan tujuanApakah tuan kelak juga kan semacam itu, nahkoda yang hanya menyerahkan sepenuhnya pada laut?,Pada arah angin?,Tuan, dada tuan menggembung,Tentu aku tak ragu. Tapi bukankah semacam itu juga seorang lelaki mencinta?,Keras bagai karang, amuk bagai badai,Hamba hanya sepotong perahu yang terapung, yang mungkin Tuan terjangkan pada karang dan koyak hancur jadi keping.Tuan sungguh semacam itu telah ada dari zaman manusia.Tuan hidupku tak ragu, hendak kuserahkan padamu bukan?Tapi laut dan angin ini pasti kan banyak menggoda,Tuan,jika suatu saat angin kan mengelus tengkuk sampai belikat,Dan laut datang dengan tenang berayun,Ingatlah, bukankah tuan sedang dalam perahu?.Jakarta, Februari 2014
Saturday, February 15, 2014
Puisi Yang Pernah Mesra | Yan Ari
Saturday, February 15, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment