Takwil yang Ke-13mail yang tak bisa digodaMardi LuhungDi akhir sajak: ada pelantikan, takzim dan kemuliaandan yang nyelonong: tai, borgol dan pecundangdi luar itu semua, ternyata dunia masih biasa-biasa saja,orang-orang puasa, main sandiwara, sesekali merayu,dan sesekali yang lain menggertak: “Bangsat!”dan turunan-dari-yang-asal, atau yang-berekor, memangahli siasat dan debat, seahli mereka naik-turun pohondan keluar-masuk lorong, lalu sesekalimenorehkan jejaknya di tebing, laut dan langitbaik secara serampangan atau beralamat jelasdan berjuta tahun: ksatria telah dilarungkan di sungai,dan berjuta tahun pula: ksatria mengeluarkan si bangsatdari kutukan. Kutukan keyakinan, warna kulit sampaikutukan bersanggama, membikin kanak danmembangun riwayat serta upacara-upacaranyadan itu pun berkembang dan berbiak, seperti yangterlihat, seperti kebun dengan bunga warna-warninya,kabutnya dan hama-hamanya. Tapi, yang lebihmencekam, adalah ketika aku melangkah ke situ,bernyanyi dan beramsal: “Akulah penulis sajak itu,”penulis yang melihat bebek sebagai setan, pondokbobrok sebagai sorga, kuda sebagai petir dan kilat,sungai sebagai darah, cangkul dan sekrop sebagai iman,dan wewangian kebun sebagai bau-banjir-yang-menggelikan, dan dengan yang-menggelikan: “Datangmenyeret semuanya,”tanpa ampunan, tanpa titik-koma, seperti pintu yangterbuka bagi si terpenjara, yang selama hidupnya takpernah dipenjara oleh apa dan siapa pun, kecuali oleh:“Selaksa gugusan dungu, yang membuat kemustahilanmenjadi utuh, dan ingatan melulu menggigilkan jurangyang miring,”Gresik, 2004
Friday, February 21, 2014
Puisi Takwil yang Ke-13 | Mardi Luhung
Friday, February 21, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment