Matinya Seorang PenyairSubagio Sastrowardojonapas begitu tipis seperti kacajangan dipecahkan dengan berkata-katakeheningan jadi pengiring paling setiabagi kelana di kelam butahari kemarin sudah tiadabetapa lama sebelum relamembunuh api kenang menyaladi luar keramahan kamar telah terkubur sisa mimpihilang nanartanpa sesal sosok setubuh dengan sepiterbaring di dataran asingjuga langit kelihatan lainrumah-rumah redup tanpa jendelatapi dengan tidak menanyadicium tanah lekat di tangannyabelahan benua ini sebagian dari nasibnyadia tak kembali ke pantai tuarindu lama tidak lagi bergejolakdemam yang diidap sudah redadetik-detik kini lebih berartidaripada terus mencaridi balik ufuk pasir melebartelah habis basah air menghibursampai puas digosokkan tubuhnyake bumi bisupenyair meraba permukaan haridi sini geraknya berhentidi ambang gurun tak bertepidalam perkawinan dengan sunyidia tidak sanggup lagi bernyanyiketika napas putus mengalirdi udara bergema pekik terakir
Saturday, February 15, 2014
Puisi Matinya Seorang Penyair | Subagio Sastrowardojo
Saturday, February 15, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment