Kitaran PersilanganMardi LuhungAyahku berwarna putih, ibuku berwarna hitamlalu aku apa? Sebutlah, dan cari dalam jisimyang mengudar warna dan nasib kulit abu-abukujika berdoa, apakah aku akan mengutuk atau memuja?percaya pada bumi atau justru menginjaknya?ya, dengan sepedaku-yang-mengerikan, aku kitarikampungkudan kampungku pun tak pernah menundukpaling-paling cuma melompat dan mengangkang, yangpersis di atasku: “Apa ia mau memberkati?”baiklah, seekor ular mendesis, kilat matanyamenusuk pada debu, pada abu, pada aku, dan padasepedaku-yang-mengerikan. Sampai kemudian,aku lihat rumah-rumah dan pohon-pohonku punberangkat sambil mengusung sekian perutnya yangmenganga yang tak lepas untuk menyengau:“Selain kemurnian, tak ada yang boleh tiba, dan selainyang tiba, mari dicari yang telah bercecampur,” Sebabtelah sekian waktu, tak ada yang bisa menyangka:“Siapa yang lebih dulu: pewarna ataukah yangdiwarnai?” dan di luar ini semua, kulit abu-abuku punberkelupasan, untuk kemudian beterbangan dalamlingkaran yang menggasing, seperti gasingan setiapaku kayuh sepedaku-yang-mengerikan, aku kayuhke arah-arah yang bertaburan di siang-siang bolongohoi, setiap aku jentik tuter karat ituada kiriman rambut, darah dan lendir di antarasadel, ban dan pedal pada goresan yang miring…Gresik, 2005
Monday, February 17, 2014
Puisi Kitaran Persilangan | Mardi Luhung
Monday, February 17, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment